Friday, July 30, 2010

Friday And A New Song For Us

Assalamualaikum! Selamat sore dan salam sejahtera untuk kalian semua yang udah mau berkunjung ke blog saya! Hari ini dimulai dengan pelajaran Kimia, namun karena suatu hal digantilah menjadi pelajaran Fisika (Nice!). Pelajaran pun berganti menjadi Mulok, dan akhirnya Ibu Vilia pun tidak mengajar (Ini baru NICE!). Gue dan Abi sempet berbincang-bincang mengenai someone.

"Day, kayaknya si anu mulai berubah deh sikap?", ucap Abi sambil menempelkan sebuah karton yang digulung lalu didekatkannya ke telinga gue.

"Siapa? Si 'Anu'?" , tanya gue seolah-olah penasaran.

"Iya day. Lo inget ga pas kemaren di kantin, pas kita makan nasi ayam. Nah kan ada si 'Anu' tuh, kayaknya tatapan dia ke lo itu beda banget." ucap Abi sambil menempelkan karton lagi yang digulung ke kuping gue.

"Hah? Masa sih? Gue ga liat dia, Bi. Lagian mana mungkin. Perasaan lo aja kali, Bi."

Oke stop sampai di sini aja. Lalu, tadi, tepatnya setelah sholat Jumat, si Faiz, seorang pria berbadan agak besar, putih, berasal dari kelas X-1, anak rohis, tiba-tiba mendendangkan sebuah lagu yang engga jelas (kasihan ya muka udah ga jelas malah nyanyi lagu yang engga jelas). Awalnya gue menghiraukan suaranya, tetapi tiba-tiba setelah gue denger dengan seksama, ternyata menarik juga liriknya, sampai-sampai gue pinjem hp-nya buat ngedengerin lagu tersebut sampai menit ke-5. Yap, liriknya cukup aneh namun mempunyai makna, khusus untuk Bima yang sudah terlanjur menjadi seorang lelaki. Pantes aja si Bima minta dikirimin lagu itu, ternyata liriknya sama dengan kehidupannya haha. Oke, tanpa basa-basi lagi, langsung aja deh gua kasih tau liriknya. What? Mau tau band-nya? Boleh kok, tapi kelamin ilang, gimana?

Cita-citaku, ingin menjadi polwan
mana mungkin aku hanya lelaki
oh Tuhan, tolong hamba-Mu
aku tak sudi jadi bapak polwan


Cita-citaku, ingin jadi Bu Ahmad
mana mungkin aku hanya lelaki
oh ibu, jangan paksa aku
aku tak sudi jadi Bapak Ahmad…


Sedih... Hatiku sedih
terlahir sebagai seorang lelaki
oh Tuhan, tolong hamba-Mu
terlahir sebagai seorang lelaki
oh ibu, jangan paksa aku
ini bukan jaman Siti Nurbaya
Lagi...


Seandainya aku bisa memilih sebelum dilahirkan 
Betapa enak menjadi perempuan
hanya membuka aurat
lelaki bekerja keras untuk mendapatkannya


Cita-citaku, ingin menjadi tomboy
mana mungkin aku hanya lelaki
oh tuhan, tolong hamba-Mu
aku tak sudi jadi lelaki tomboy


Cita-citaku, ingin jadi lesbian
mana mungkin aku hanya lelaki
oh ibu, jangan paksa aku
aku tak sudi menjadi homosan...


Sedih... Hatiku sedih
terlahir sebagai seorang lelaki
oh Tuhan, tolong hamba-Mu
terlahir sebagai seorang lelaki
oh ibu, jangan paksa aku
ini bukan jaman Siti Nurbaya
Lagi...


Ingat perjuangan belum berakhir
maka dari itu...


Sedih... Hatiku sedih
terlahir sebagai seorang lelaki
oh Tuhan, tolong hamba-Mu
terlahir sebagai seorang lelaki
oh ibu, jangan paksa aku
ini bukan jaman Siti Nurbaya
Lagi...


Dimana ada kemauan, di sana ada jalan
Dimana ada kemaluan, di sini ada persoalan


Gimana? Bukankah isi makna lagu di atas sama dengan kehidupan Firman Bima Ariateja yang terlanjur menjadi laki-laki, padahal pada kenyataannya dia sangat abnormal untuk menjadi seorang laki-laki.

Oke, cukup sampai di sini. Bye, Wassalamu'alaikum!

No comments:

Post a Comment